oleh : Glagah Eskacakra S. dan Fida Alfaruq H. I.
Indonesia adalah negara yang luas, dengan puluhan ribu pulau yang tersebar dari ujung Sabang sampai Merauke. Penduduk Indonesia telah mencapai lebih dari 200.000.000, dan tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Pulau Jawa. Dengan jumlah penduduk sebanyak itu, Indonesia memerlukan infrastruktur yang mampu memenuhi pelayanan publik untuk penduduk Indonesia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia infrastruktur dapat diartikan sebagai sarana dan prasarana umum. Sarana secara umum diketahui sebagai fasilitas publik seperti rumah sakit, jalan, jembatan, sanitasi, telepon, dsb. (Pamungkas, 2009)
Salah satu cara agar penduduk Indonesia terpenuhi kebutuhannya adalah dengan menambah jumlah aggaran untuk penambahan infrastruktur. Namun, hal itu pasti dapat memberikan dampak buruk bagi ekonomi Indonesia dan akan semkin membebani negara, sedangkan infrastruktur negara seharusnya berfungsi mendorong ekonomi negara. Sehingga, pemerintah dan masyarakat perlu berpikir ke arah inovasi, bukan kuantitas semata. Inovasi yang kami maksud adalah memberikan sentuhan baru pada infrastruktur yang ada. Salah satu analogi sederhana yaitu mendesain satu jas hujan ponco untuk dapat dipakai dua orang dengan nyaman, dengan menambahkan tempat untuk kepala pada bagian punggung pengendara. Sehingga, jumlah produk dapat dikurangi karena dua orang dapat memakai cukup satu jas hujan dengan nyaman. Dari contoh tersebut, kami akan menjabarkannya dalam artikel ini.
Inovasi memerlukan kreativitas yang tidak dapat muncul begitu saja, karena memerlukan perangsang kinerja otak. Perangsang yang akan kami singgung dalam kesempatan kali ini adalah ilmu pasti dan imajinasi yang logis. Dengan demikian, ilmu yang paling cocok untuk menumbuhkan kreativitas agar dapat diaplikasikan di kehidupan nyata adalah ilmu matematika.
Kajian dengan tujuan mengembangkan pengetahuan matematika secara internal (pengembangan konjektur, teorema, pendekatan alternatif) sering dikategorikan sebagai kajian matematika murni (pure mathematics). Sedangkan kajian dalam arah eksternal yang melibatkan bidang pengetahuan (atau keilmuan lain) dikategorikan sebagai kajian matematika terapan (applied mathematics). Pengetahuan eksternal ini meliputi kajian model matematis (dibangun berdasarkan teorema-teorema) yang sesuai, serta metode komputasinya. (UI)
Namun, matematika terapan tidak dapat tercapai tanpa adanya pengetahuan matematika yang biasa disebut banyak orang dengan matematika murni. Karena tanpa pengetauan yang cukup, penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari menjadi tidak maksimal dan bahkan tidak dapat diaplikasikan sama sekali. Di sisi lain, penerapan matematika tidak hanya dalam lingkup matematika saja, namun juga melingkupi berbagai penerapan disiplin ilmu yang lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa matematika murni memuat ilmu yang sangat penting guna menerapan matematika itu sendiri dan ilmu lainnya.
Matematika murni terbagi dalam banyak cabang. Beberapa bagian dari ilmu tersebut secara langsung berhubungan dengan penerapan ilmu matematika dalam pengembangan infrastruktur. Dalam kesempatan ini kami mengambil beberapa bagian saja, yaitu cabang matematika yang berhubungan dengan pengukuran dan imajinasi berpikir.
Cabang ilmu yang kami pakai dalam kesempatan kali ini adalah geometri, yang sudah sering diajarkan sejak seseorang duduk di bangku sekolah dasar. Meski hanya menyangkut penghitungan luas dan volume dengan rumus yang diajarkan secara sederhana, namun yang demikian merupakan suatu langkah awal dalam pengenalan ilmu geometri yang sangat luas. Bahkan, Euclides menyusun materi geometri dalam 13 buku.
Geometri mencakup pembahasan tentang titik, garis, sudut, bangun datar, dan bangun ruang. Sedangkan inovasi infrastruktur memerlukan pemahaman mengenai hal-hal yang terdapat dalam geometri. Dengan demikian, geometri memang harus dipelajari agar dapat mengembangkan kreativitas. Sehingga, infrastruktur di Indonesia dapat berkembang dengan baik tanpa memberikan dampak buruk yang berarti bagi perekonomian Indonesia.
Penggunaan geometri dalam membangun infrastruktur yang sudah dianggap lama misalnya adalah jalan layang. Dalam pembangunannya, diperlukan ketelitian dalam kemiringan jalan layang dan posisi tiang penyangga jalan tersebut, juga lebar jalan yang dapat menampung banyak kendaraan sekaligus. Ditambah lagi, para arsitek harus paham jenis bahan yang sesuai agar jalan layang tersebut aman digunakan.
Inovasi yang dapat diberikan untuk jalan layang adalah seperti gambar disamping, yaitu memberikan suatu bentuk pada lahan yang belum terpakai. Atau dengan membuat jalan layang dengan lebar yang lebih dari yang sudah ada saat ini dengan tujuan mengurangi kemacetan.
Contoh kedua adalah pembangunan rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu bangunan yang dapat dikatakan sangat penting karena rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sehingga, tanpa rumah sakit, masyarakat akan kesulitan saat membutuhkan pelayanan kesehatan, dan dapat berujung pada kematian. Pembangunan rumah sakit haruslah optimal dalam hal tata ruang, bahan bangunan, dan ukuran ruangan.
Ruangan yang tertata dengan baik akan membuat suasana hati terasa tenang dan nyaman, sehingga dapat memengaruhi kesehatan pasien rumah sakit agar cepat membaik. Kemudian bahan bangunan pun harus kokoh agar dapat lebih menjamin keselamatan pasien dan orang-orang yang ada di dalamnya. Ketiga adalah ukuran ruangan yang harus tepat, karena ukuran ruangan yang terlalu sempit dapat membuat pasien merasa tertekan dan tidak nyaman sehingga memengaruhi proses kesembuhan. Namun, membangun ruangan dengan ukuran yang terlalu luas pun tidak menjadi sesuatu yang harus dilakukan, karena dapat memakan tempat dan membuang banyak biaya jika satu ruangan tersebut hanya untuk seorang pasien.
Dengan demikian, perlu adanya arsitektur yang mendesain bangunan rumah sakit dengan cermat tiap ukurannya agar dapat memberikan pelayanan yang optimal. Kemudian, arsitektur pun harus menghitung luas lahan parkir yang dapat menyesuaikan jumlah pasien yang dapat ditampung oleh rumah sakit tersebut.
Inovasi yang dapat diberikan pada sebuah rumah sakit adalah dengan membuatnya seperti sebuah gedung dengan beberapa lift, dengan kondisi rumah sakit tersebut kekurangan lahan untuk pembangunan. Jika pihak rumah sakit dapat memakai lahan kosong di tempat lain, maka alangkah baiknya pula jika rumah sakit utama dan rumah sakit di daerah yang baru tersebut di buat sama dalam hal fasilitas dan kenyamanan, serta kuota pasien.
Dari pernyataan-pernyataan di atas beserta contohnya, dapat disimpulkan bahwa untuk memberikan sentuhan baru kepada infrastruktur, khususnya yang ada di Indonesia, geometri merupakan salah satu cabang ilmu yang harus dipelajari. Bahkan dapat dicoba untuk menerapkan pembelajaran geometri sedini mungkin agar perkembangan otak dapat lebih cepat, sehingga kreativitas dapat lebih jauh berkembang. Namun jangan hanya teori saja, sekali-sekali berikanlah contoh nyata saat memberikan materi geometri agar dapat dimengerti secara total.
DAFTAR PUSTAKA
Pamungkas, B. T. (2009). Pengaruh Infrastruktur. 10.
UI, S. (n.d.). Matematika.