Dari Sampah Jadi Sempoa Desa Binaan Dorong Edukasi Matematika Ramah Lingkungan

Bidang Pengabdian Masyarakat HIMATIKA FMIPA UNY kembali menunjukkan komitmennya dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui kegiatan Desa Binaan (Desbin). Kegiatan ini bertujuan untuk membantu dan mengembangkan potensi desa binaan, meningkatkan kepedulian mahasiswa Departemen Pendidikan Matematika FMIPA UNY terhadap masyarakat, serta menjalin kerja sama yang berkelanjutan dengan desa mitra.

Pada agenda pertama Desa Binaan, kegiatan diawali dengan pembukaan resmi dan pengenalan program kerja yang akan dijalankan. Agenda dilanjutkan dengan Depdikmat Mengajar #1, yang mengusung kegiatan pembuatan sempoa dari bahan bekas seperti tutup botol, kardus, dan tusuk sate. Inovasi ini menjadi langkah kreatif untuk menghadirkan pembelajaran matematika yang menarik sekaligus ramah lingkungan bagi anak-anak di Dusun Mojosari, Gunungkidul, Yogyakarta.

 

Pemilihan sempoa sebagai media edukasi didasari oleh tujuan memperkenalkan konsep berhitung secara interaktif. Penggunaan bahan bekas tidak hanya menekan biaya, tetapi juga mengajarkan anak-anak pentingnya pemanfaatan kembali limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Melalui kegiatan ini, peserta belajar berhitung sambil menumbuhkan kreativitas dan kesadaran lingkungan.

 

Ide pembuatan sempoa dari barang bekas muncul dari pengamatan bahwa banyak anak-anak di Mojosari masih kesulitan memahami konsep berhitung. Dari situ, tim HIMATIKA berinisiatif menciptakan media sederhana yang menarik dan mudah dipahami. Kardus dan tutup botol dipilih karena mudah ditemukan di lingkungan sekitar serta dapat memberi pesan penting: sampah pun bisa menjadi berkah.

Program Desa Binaan HIMATIKA ini juga selaras dengan kegiatan PPK Ormawa HIMATIKA FMIPA UNY yang mengusung tema SADAKAH (Sampah Dadi Berkah). Kedua program ini memiliki fokus yang sama pada isu lingkungan, khususnya pengelolaan sampah. Kolaborasi ini memperkuat sinergi antara kegiatan sosial dan edukatif, menjadikan program pengabdian lebih berkelanjutan dan berdampak nyata bagi masyarakat.

 

Selain itu, keterlibatan anggota HIMATIKA dalam program PKM DigiCODE (Digitalisasi Sekolah Sungai Code Cokrodiningratan) turut memperluas wawasan mahasiswa dalam bidang edukasi lingkungan. Walaupun berbeda fokus, DigiCODE menitikberatkan pada pelestarian sungai dan mitigasi bencana, sedangkan SADAKAH pada pengelolaan sampah keduanya menanamkan nilai kepedulian terhadap lingkungan yang berkelanjutan.

 

Kegiatan-kegiatan tersebut menunjukkan bahwa HIMATIKA FMIPA UNY berupaya menegaskan bahwa isu lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Melalui langkah kecil seperti membuat sempoa dari bahan bekas, mahasiswa diajak untuk berinovasi dan berkontribusi nyata bagi masyarakat. Pesan yang ingin disampaikan jelas: bahkan hal sederhana pun dapat memberi dampak besar bila dilakukan dengan kesadaran dan kolaborasi.

 

Dengan diadakannya kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan masyarakat untuk terus menciptakan inovasi sederhana yang berdampak positif bagi pendidikan dan keberlanjutan lingkungan.