Mahasiswa Depdikmat FMIPA UNY Lolos Seleksi Internal dan Mewakili Kampus di LIDM 2025

Lima Mahasiswa Departemen Pendidikan Matematika (Depdikmat) FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta dinyatakan lolos seleksi internal dan mewakili UNY pada ajang Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) 2025. LIDM merupakan kompetisi nasional yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.


Adapun kelima mahasiswa tersebut adalah Diva Nagita, Nika Widyaningrum, Estu Fitria, dan Amalia Dzikrunnisa Mahpud yang tergabung dalam Tim Langit Biru (kategori Poster Digital Pendidikan), serta Robiatul Adawiyah yang tergabung dalam Tim Cakrawala (kategori Microteaching Digital).

Tim Langit Biru menampilkan karya berjudul “Game Over untuk Judi Online: Jangan Biarkan Permainan ‘Bunuh’ Generasi Emas”. Poster digital ini mengusung solusi kreatif pencegahan judi online pada anak usia 7–11 tahun melalui permainan tradisional yang dipadukan dengan numerasi matematika, sebagai alternatif sehat dan edukatif dari game daring berbau judi seperti Higgs Domino.

“Pastinya untuk menambah pengalaman dan wawasan, karena dengan ikut LIDM ini, kami dilatih untuk peka, kritis, serta kreatif dalam penyelesaian suatu masalah. Terutama karena kami mengikuti divisi poster digital, kami dapat menambah pengetahuan dari segi artistik dan teknis dalam pembuatan karya. Selain itu juga kami dapat menambah relasi baik dari dosen maupun mahasiswa lainnya,” ungkap salah satu anggota Tim Langit Biru.

Sementara itu, Tim Cakrawala yang melibatkan Robiatul Adawiyah dari Depdikmat membawakan karya bertajuk “Ruang Cakrawala: Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Media Flashcard Etnomatematika di Kelas Inklusif pada Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP”.

Robiatul Adawiyah atau yang lebih sering disapa Radha menjelaskan, tujuan pemilihan judul karyanya adalah untuk menghadirkan media pembelajaran inovatif berbasis Augmented Reality (AR) yang mengintegrasikan kearifan lokal melalui etnomatematika. “Dengan begitu, peserta didik tidak hanya belajar konsep matematika secara abstrak, tetapi juga bisa mengaitkan dengan budaya sekitar. Selain itu, media ini ditujukan untuk mendukung kelas inklusif agar pembelajaran menjadi lebih interaktif, mudah dipahami, dan mampu meningkatkan kemampuan problem solving siswa. Harapan saya, karya ini dapat membawa tim sampai ke seleksi nasional,” ungkapnya.

Dengan lolosnya mahasiswa tersebut, Departemen Pendidikan Matematika kembali membuktikan kontribusinya dalam melahirkan inovasi edukasi digital yang tidak hanya kompetitif di tingkat nasional, tetapi juga relevan untuk menjawab permasalahan nyata di masyarakat.